Uni Eropa Desak Ada Kesepakatan Penghapusan Energi Fosil di COP28
Parlemen Eropa menyerukan sebuah kesepakatan global untuk mendorong negara-negara menghapus bahan bakar fosil pada konferensi iklim COP28 PBB. Hal itu bertujuan untuk mendorong negara-negara lainnya agar mengurangi produksi minyak dan gasnya yang kerap kali menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dengan jumlah yang sangat besar.
Dorongan dari para anggota parlemen Uni Eropa ini muncul sebelum hampir 200 negara bertemu untuk membahas aksi perubahan iklim yang lebih kuat pada konferensi COP28 di Dubai yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 November-12 Desember 2023.
Parlemen Uni Eropa mengatakan, pertemuan tersebut harus menyetujui penghentian bahan bakar fosil sesegera mungkin untuk menjaga agar suhu bumi 1,5°C tetap dalam jangkauan. Hal itu termasuk dengan menghentikan semua investasi baru dalam ekstraksi bahan bakar fosil.
Parlemen Uni Eropa tidak terlibat langsung dalam negosiasi COP28, namun mengirimkan delegasi untuk bertemu dengan perwakilan negara lain dan merundingkan kebijakan iklim domestik.
Negara-negara sepakat di bawah Perjanjian Paris 2015 untuk mengambil tindakan yang bertujuan menghentikan planet ini menjadi lebih panas 1,5 derajat Celcius dibandingkan dengan masa pra-industri. Ini merupakan batas yang jika dilanggar akan menimbulkan lebih banyak lagi bencana cuaca ekstrem.
Namun demikian, saat ini target-target tersebut justru masih jauh melenceng. Penelitian PBB bahkan menyebutkan jika target emisi negara-negara saat ini akan menyebabkan pemanasan hampir 3°C pada abad ini. PBB menyerukan tindakan mendesak untuk mengurangi emisi lebih cepat pada Senin (20/11).
Adapun para anggota parlemen Uni Eropa mengesahkan resolusi tersebut dengan 462 suara setuju, 134 menolak dan 30 abstain. Sedangkan anggota parlemen dari Partai Hijau, Pär Holmgren mengatakan bahwa waktu untuk memperdebatkan seberapa cepat mengatasi perubahan iklim telah berlalu.
"Kita harus mulai bekerja dan memahami bahwa kita sudah berada dalam krisis perubahan iklim," kata Holmgren dikutip dari Reuters, Rabu (22/11).
Mereka juga mendesak pemerintah untuk mengakhiri subsidi bahan bakar fosil pada 2025 dan mengatakan bahwa Uni Eropa harus berkontribusi pada dana kerusakan iklim baru yang akan diluncurkan pada COP28.